HARI TANPA TV ; NO TV DAY (25 juli 2010)
HARI TANPA TV, artinya
sehari tidak menonton TV.
BUKAN ANTI TV , tapi merupakan wujud nyata sikap KRITIS kita TERHADAP TAYANGAN TV yang tidak bermutu, membodohi, dan tayangan yang tidak aman dan tidak sehat untuk anak. Fokusnya pada perlindungan anak dan kepentingan terbaik anak.
HARI TANPA TV adalah
gerakan nasional yang mengajak keluarga di Indonesia untuk tidak menonton TV selama sehari agar mereka dapat merasakan bahwa hidup bisa lebih bernilai ketika banyak kegiatan lain dapat dilakukan ketimbang menonton TV. Pengalaman seperti ini penting dimiliki anggota keluarga untuk meyakinkan bahwa hidup tetap menyenangkan tanpa harus tergantung pada TV.
menurut Prof. Dr. Arief Rachman, Guru Besar UNJ
"Televisi (TV) ibarat jarum suntik, dan acara-acara TV adalah cairan yang ada dalam jarum suntik tersebut. Jika cairan yang dimasukan dalam jarum suntik tersebut baik, maka orang yang menerima suntikan tersebut akan baik, namun jika cairan dalam jarum suntik tersebut racun, virus, atau cairan yang dapat merusak tubuh, maka orang tersebut akan tambah sakit, tidak normal atau “mati”. Untuk itu mari secara bijak menyikapi acara-acara yang ada di TV, demi kebaikan masa depan anak-anak kita, generasi penerus bangsa. Gerakan Hari Tanpa TV, adalah suatu reaksi bahwa di TV sudah terlalu banyak materi yang merusak anak bangsa. Saya mendukung gerakan ini dengan maksud agar semua pertelevisian memperbaiki diri sehingga ada keseimbangan antara informasi, hiburan dan edukasi, sebagai suatu tanggungjawab pendidikan anak bangsa. Semoga Indonesia menjadi bangsa berharkat, bermartabat dan berkah."
beritanya
DUKUNGAN UNTUK HARI TANPA TV:
"Potret Indonesia di masa datang sebagian bisa diprediksi dari apa yg dikonsumsi oleh anak-anak kita melalui media, khususnya televisi, yang berorientasi pada akumulasi dan ekspansi modal. Aksi HARI TANPA TV harus dilihat sebagai bagian gerakan masyarakat untuk unjuk diri menolak apa yg mereka konsumsi, selera, dan masa depan negerinya yang semata-mata dibentuk oleh kepentingan ekonomi industri TV yang ada saat ini. Karena itu, Program Pascasarjana Dept. Komunikasi FISIP-UI sepenuhnya mendukung Hari Tanpa TV."
(Dedy N. Hidayat, PhD., Ketua Program Pascasarjana Dept. Komunikasi, FISIP Univeristas Indonesia)
"Dalam dua tahun terakhir, saya secara pribadi dan atas nama Komisi Penyiaran Indonesia Pusat mendukung program HARI TANPA TV ini. Saya yakin program ini tidak untuk menjauhkan masyarakat dari televisi, melainkan mengajak masyarakat untuk lebih selektif dalam menonton program-program televisi. Sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat dan nilai tambah dari menonton televisi tersebut."
(Fetty Fajriati Miftach, Wakil Ketua KPI Pusat).
"Saya sangat mendukung diadakannya Hari Tanpa TV, karena himbauan ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi anak dari dampak negatif televisi. Tidak bisa dipungkiri, acara televisi yang tayang saat ini masih banyak berisi muatan yang merugikan anak.
Hari Tanpa TV juga merupakan wujud kepedulian dan simbol perubahan yang kita harapkan dari semua pihak. Stasiun TV kita harapkan memiliki kesadaran untuk menyediakan tayangan yang aman bagi anak. Orangtua kita harapkan dapat mendampingi atau paling tidak memilihkan waktu dan acara yang tepat untuk anak. Sehingga pada akhirnya anak-anak mendapatkan haknya untuk memperoleh hiburan sehat yang dijamin dalam Konvensi Hak Anak dan UU Perlindungan Anak."
(Kak Seto, Ketua Komnas Perlindungan Anak)
Link ke HARI TANPAT TV
http://www.facebook.com/group.php?gid=118078368760
http://groups.to/haritanpatv/
Bila tidak nonon TV, ngapain ya anak-anak?
http://www.kidia.org/news/tahun/2009...gal/16/id/111/
Cetak dan tempel gambar berikut di layar TV pada saat HARI TANPA TV
http://www.kidia.org/news/tahun/2009...gal/19/id/119/
Link foto-foto Aksi Damai Jumat 24 Juli di Bundaran HI
http://www.kidia.org/news/tahun/2009...gal/31/id/121/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar