Taukah Anda 3 Polisi Terjujur di Indonesia?

Di Indonesia, hanya ada 3 polisi yang jujur yang tidak bisa disuap dan ini telah menjadi bukti nyata, berikut adalah ketiga polisi tersebut:


Alm. Hoegeng Imam Santoso

(1921 - 2004)


Hoegeng Imam SantosoMantan polisi yang bernama Hoegeng Imam Santosa, kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 14 Oktober 1921. Beliau adalah contoh teladan polisi di Indonesia. Dia adalah sosok orang yang jujur dan tegas dalam melaksanankan tugasnya. Bahkan karena kejujurannya beliau, anaknya yang ingin menjadi anggota TNI gagal karena beliau beranggapan jika anaknya ikut dalam seleksi maka anaknya tersebut akan langsung diterima menjadi anggota TNI.

Kejujuran Hoegeng dalam keseharian maupun di lingkungan Polri tak diragukan lagi. Semua tercatat dalam buku yang diterbitkan Bentang Pustaka, Yogyakarta, Hoegeng. Saat bertugas di Medan, Sumatra Utara (Sumut), banyak peristiwa mencengangkan dilakukan ayah tiga anak ini. Dia mengeluarkan secara paksa perabotan di rumah dinasnya. Perabotan mahalmahal itu ditaruh di pinggir jalan. Kelakuan itu bukan tanpa alasan. Barang-barang itu sebagai pelicin dari cukong agar bisnis ilegalnya berjalan mulus.

Hoegeng juga pernah marah-marah sambil melemparkan berbagai hadiah (parsel) ke luar jendela. Walaupun nilainya kecil, tetap saja itu sogokan, dan pasti ada maunya. Peristiwa itu seperti baru terjadi kemarin sore dan hingga kini melegenda di Kepolisian RI, khususnya di Medan, kata Jenderal Pol Kuntarto yang menjadi kapolda Sumut tahun 1987-1988.Kehadiran Hoegeng di Sumut untuk menumpas bisnis ilegal, penyelundupan, dan judi. Bisnis itu berjalan lancar, karena saat itu ada backing dari oknum tentara dan oknum polisi. Hoegeng kemudian merunut jejak praktik kongkalikong itu. Ia menemukan, ujung-ujungnya adalah Cina Medan. Sedangkan oknum aparat tak lebih sebagai kacungnya. Sebuah kenyataan yang amat memalukan,gumam Hoegeng dengan geram dihalaman 50 buku itu.

Di tangan pria kelahiran Pekalongan ini, para penjudi dan penyelundup tak bisa berkutik. Semua ditangkap, termasuk para backing diproses secara hukum. Sukses di Sumut, Hoegeng mendapat tugas memberantas KKN di Jawatan Imigrasi, lalu menjadi menteri Iuran Negara. Dia pun berhasil menjalankan tugasnya. Lalu dikembalikan ke kepolisian sebagai kapolri menggantikan Soetjipto yang mundur.

Hoegeng dilantik oleh Presiden Soeharto pada 15 Mei 1968. Sebelumnya, Soeharto mengingatkan kepada Hoegeng agar polisi tak memikirkan tugas angkatan lain yang memiliki fungsi tempur. Hendaknya polisi menjalankan tugas sesuai fungsinya, dan jangan ada lagi faksi di kalangan perwira yang membuat persaingan tidak sehat. Hoegeng setuju. Namun, dia juga meminta agar angkatan lain pun tidak mencampuri urusan intern Kepolisian. Soeharto hanya diam. Bahkan hingga berhenti sebagai kapolri, Hoegeng tidak tahu bagaimana sikap Soeharto yang sebenarnya.



Polisi Tidur

Inilah satu-satunya polisi yang menjadi teladan bagi polisi yang suka disuap! Anda tahu sendiri alasannya karena Anda sering kali 'melecehkannya' dengan melindasinya, tetapi polisi ini tidak akan pernah marah kepada Anda!

Polisi ini hanya bertugas memperlambat kendaraan-kendaraan yang tidak tahu kecepatan yang seharusnya. Polisi ini memiliki seragam yang bermacam-macam, mulai dari yang terlihat seperti gambar, atau hanya aspal saja.






Patung Polisi

Patung polisi juga merupakan contoh polisi yang tidak akan bisa disuap oleh pihak manapun. Jika ada orang yang ingin menyuapnya maka orang itulah yang akan dibilang 'gila' oleh orang yang melihatnya.

Polisi ini adalah sosok yang tegar, mengapa? Karena polisi ini selalu berdiri dengan gayanya tanpa kelelahan! Pernahkan Anda melihat polisi yang sekuat dan setegar ini?

Polisi ini menjadi saksi bisu dari apa yang terjadi di sekitarnya. Polisi ini memiliki jiwa yang kuat dan tegar, tanpa keluh kesah dia tetap ada disana sampai dia hancur dengan sendirinya.

Semoga, ada polisi yang seperti sosok polisi ini, walaupun mereka tidak bisa 100% seperti patung polisi.


via http://marcolausantosa.blogspot.com/2010/10/taukah-anda-3-polisi-terjujur-di.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar