Untuk memudahkan wisatawan yang ingin memasuki Kota Bandung, tahun depan akan dibuka kereta gantung di sejumlah pintu tol. Sehingga, para turis lokal maupun asing yang menggunakan tol harus memarkirkan mobil di sekitar tol.
Untuk menjelajah isi Kota Bandung, mereka akan diantar jemput dengan kereta gantung. Rencananya, kereta gantung akan sudah beroperasi 2012.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Prijo Soebiyandono, menjelaskan saat ini visibility study kereta gantung untuk Kota Bandung sedang dibuat.
“MOU dengan Pak wali kota sudah. Realisasi tahun depan. Moga-moga 2012 kita sudah bisa naik kereta gantung kalau tidak ada kendala apa,” terang Prijo, kepada wartawan di Bandung.
“Kita kan lagi bangun kereta gantung. Kita lagi survey lahan kosong sebelah kiri Pintu Tol Pasteur. Di situ akan jadi distrik bangunan, hotel, parkir. Jadi orang yang datang dari Jakarta ada hotel dan parkir disitu. Karena ke dalam Bandung bisa pakai kereta gantung,” paparnya.
Jalur
kereta gantung nantinya akan menghubungkan daerah daerah wisata maupun
kuliner di Kota Bandung. Misalnya dari Pasteur menuju Mall Paris Van
Java di Jalan Sukajadi, menghubungkan Cihampelas Walk, Sasana Budaya
Ganesha (Sabuga).
“Nah Provinsi Jawa Barat akan disambungkan ke Lembang Tangkuban Parahu. Jadi kita buat dulu di dalam kotanya ini,” ujarnya.
Menurut Prijo, pembangunan kereta gantung tidak memakan waktu lama, yakni sekira delapan bulan. Pihaknya sudah mempelajari dasar hukum kereta gantung yang menjadi bagian Undang-undang KA.
“Kebetulan di Perda kita ada Perda KA.Sekarang kita buat Peraturan Walikotanya (perwal)-nya. Hari ini saya serahkan ke Pak Wali dan bagian hukum untuk dipelajari. Mungkin ga sampai satu bulan perwal bisa keluar sebagai dasar hukum pembangunan kereta gantung,” bebernya.
Pembangunan infrastruktur kereta gantung, kata Prijo, cukup sederhana hanya memerlukan tower dan kabel. Terminalnya dibangun di gedung-gedung kosong yang memiliki tempat parkir luas.
“Nah Provinsi Jawa Barat akan disambungkan ke Lembang Tangkuban Parahu. Jadi kita buat dulu di dalam kotanya ini,” ujarnya.
Menurut Prijo, pembangunan kereta gantung tidak memakan waktu lama, yakni sekira delapan bulan. Pihaknya sudah mempelajari dasar hukum kereta gantung yang menjadi bagian Undang-undang KA.
“Kebetulan di Perda kita ada Perda KA.Sekarang kita buat Peraturan Walikotanya (perwal)-nya. Hari ini saya serahkan ke Pak Wali dan bagian hukum untuk dipelajari. Mungkin ga sampai satu bulan perwal bisa keluar sebagai dasar hukum pembangunan kereta gantung,” bebernya.
Pembangunan infrastruktur kereta gantung, kata Prijo, cukup sederhana hanya memerlukan tower dan kabel. Terminalnya dibangun di gedung-gedung kosong yang memiliki tempat parkir luas.
“Jadi
turis bawa mobil hanya parkir di tempat yang disediakan, untuk main di
dalam Kota Bandung ga usah bawa mobil. Mereka kan berlibur, cari makanan
kuliner, dan ke FO. Kita sambungkan dengan Kereta gantung,” jelasnya.
Kereta gantung yang disediakan sangat banyak karena dirancang berangkat tiap dua menit. Kapasitas satu kereta mampu menampung delapan orang.
“Anggaran kita kerja sama dengan investor. Kita ga keluarin uang, hanya perijinan dan lahan. Salah satu investor yang dirangkul Doble Major, perusahaan kereta terbaik di Austria,”
Kereta gantung yang disediakan sangat banyak karena dirancang berangkat tiap dua menit. Kapasitas satu kereta mampu menampung delapan orang.
“Anggaran kita kerja sama dengan investor. Kita ga keluarin uang, hanya perijinan dan lahan. Salah satu investor yang dirangkul Doble Major, perusahaan kereta terbaik di Austria,”
via http://isengisengbaca.blogspot.com/2011/08/mulai-tahun-depan-masuk-ke-bandung.html
Feasibility study
BalasHapuswuah hebat! perkembangan kereta sudah sangat maju, dari rencana pembuatan kereta monorail, kereta bawah tanah, hingga kereta gantung pun sudah jadi planning di Indonesia :D
BalasHapusBagus sekali nih jika di pintu tol bandung disediakan kereta gantung agar tidak membuat macet Bandung.
BalasHapus