Tersangka penjual pacar saat di Mapolrestabes Surabaya, Mahasiswa tampan tega jual pacar untuk biayai kuliahnya |
Modus human trafficking (perdagangan manusia) mahasiswa semester IX ini tergolong canggih. Bermodal wajah tampan, Mendi, demikian panggilan akrab Armendi, mampu memikat jantung hati Rianti. “Mereka berpacaran sekitar Februari 2011,” ujar Kanit Idik Jatanum Iptu Yunus mendampingi Kasat Reskrim AKBP Indarto, Selasa (23/8/2011).
Layaknya pasangan muda metropolis, pasangan Mendi-Rianti tak segan mengumbar rasa sayang. Kepada petugas, Mendi bahkan mengaku sudah lima kali berhubungan layaknya suami istri dengan remaja 17 tahun itu. Hubungan seks pernah dilakukan mulai dari sejumlah hotel di Surabaya hingga Tretes, Pasuruan.
Mei 2011, Rianti sempat hamil. Namun, calon bayi itu digugurkan oleh Rianti dengan alasan belum siap menjadi orangtua karena masih bersekolah. “Saya sudah bertemu dengan orang tuanya. Mereka meminta pertanggungjawaban. Saya siap tapi kok ndak tahunya dia (Rianti) menggugurkan kandungan,” aku Mendi. Sebulan kemudian hubungan mereka bubar. Mendi meninggalkan Rianti begitu saja.
Mendi mulai tertarik dengan gadis lain yang lebih cantik. Namun, diam-diam Rianti masih mencintai Mendi. Ia tak ingin berpisah, apalagi ia telah menyerahkan segala-galanya kepada Mendi, termasuk mahkota kegadisannya. “Setelah putus itu kami sudah punya pasangan masing-masing. Tapi, dia masih sering menelepon saya. Terus terang saya risih saat dia telepon-telepon terus,” ujar mahasiswa program D III itu.
Begitu sayangnya dengan Mendi, Rianti rela menuruti permintaan Mendi. Kecintaan Rianti inilah yang dimanfaatkan Mendi. Pemuda ini meminta Rianti melayani temannya, kalau ingin tetap berhubungan dengannya. Dengan berat hati, Rianti pun menyanggupi tubuhnya dijamah lelaki lain.
“Saat itu saya tawarkan dia ke teman saya dengan tarif Rp 300.000. Saya ambil Rp 100.000 sisanya untuk dia,” kata mahasiswa yang indekos di Jl Siwalankerto itu. Hanya saja, Mendi juga berkilah bahwa diam-diam Rianti juga meminta dicarikan lelaki hidung belang yang bisa memberinya uang.
Kebanyakan, Mendi menjaring pelanggan dari internet. Dia memiliki akun di aplikasi mIRC (Internet Relay Chat). Setelah ada yang berminat, Mendi langsung memberikan akun facebook milik Rianti. “Biar pelanggan bisa lihat foto Rianti. Kalau cocok, barulah si pelanggan mengirim uang,” ujarnya. Hasil bisnis ini digunakan Mendi untuk membiayai kuliah dan membayar uang indekos.
“Tersangka mengenal korban dari teman. Karena sama-sama suka, akhirnya mereka menjalin hubungan,” imbuh Yunus. Pacaran diwarnai free sex itu barangkali yang membuat Mendi tergiur memperdagangkan tubuh Rianti yang indah. Kasus ini terbongkar setelah anggota Subnit Vice Control Unit Jatanum mencium praktik prostitusi ala Mendi. Polisi memancing Mendi untuk menyediakan cewek sekolah di Hotel Malibu Jl Ngagel.
Bukan perkara mudah bagi polisi untuk meyakinkan Armendi. Pasalnya, Mendi hanya melayani transaksi via internet. “Saya memang memiliki Facebook dan email sendiri untuk menjual dia. Saya kirimkan foto di sana. Kalau pelanggan tertarik, saya langsung buka harga,” ujar Armendi.
via: http://www.unikaja.com/2011/08/demi-cinta-rela-jual-diri-buat-biayai.html#ixzz1W7RlcYNU
Subhanallah mau-maunya ya dia apa ga rugi gitu jika tar ga jadi nikah?
BalasHapus