Ilmuwan terkejut ketika melihat adegan mengharukan dari seekor induk
simpanse yang sedang berduka. Gambar-gambar mengejutkan yang menunjukkan
bagaimana simpanse berduka sama seperti manusia ketika anak yang
dicintainya itu menghembuskan nafas terakhir.
Ibu simpanse itu terus membawa jasad anaknya untuk lebih dari 24 jam. Setelah itu, ibu simpanse lembut meletakkan jasad anaknya di tanah. Kemudian dari jarak dekat, dia memandangi wajah anaknya.
Secara berkala ia kembali ke tubuh anaknya. Si ibu simpanse itu menyentuh lembut wajah dan leher anaknya dengan jari-jarinya untuk memastikan apakah anaknya memang benar-benar telah tiada.
Dia kemudian memanggil satu simpanse dari kelompoknya untuk meminta pendapat kedua soal kematian anaknya. ''Pada hari berikutnya, simpanse telah meninggalkan tubuh anaknya,'' tulis laporan Institut Psikolinguistik Max Planck.
Wawasan Unik
Dr Katherine Cronin dan Edwin Van Leeuwen bersama Prof Mark Bodamer dari Universitas Gonzaga (Washington) dan Innocent Chitalu Mulenga mengambil gambar ibu simpanse itu di Chimfunshi, Zambia. Cronin mengatakan penelitian ini memberikan wawasan unik mengenai bagaimana simpanse meratapi kesedihannya.
''Setelah menggendong mayat bayinya selama lebih dari satu hari, ibu simpanse meletakkan tubuh anaknya di lapangan,'' kata Cronin. ''Dia berulang kali mendekati tubuh anaknya. Jari-jarinya menempel pada wajah dan leher bayi selama beberapa detik.''
Ibu simpanse tetap dekat tubuh anaknya selama hampir satu jam. Dia kemudian membawa jasad anaknya ke kelompok simpanse. Ibu simpanse meminta kelompoknya untuk menyelidiki tubuh anaknya. ''Pada hari berikutnya, ibu itu tidak lagi membawa tubuh bayi,'' terang Cronin.
Laporan yang dipublikasikan dalam American Journal of Primatologi ini memberikan gambaran bagaimana primata bereaksi terhadap kematian orang dekat. Apakah mereka mengerti tentang kematian. Apakah mereka berkabung.
Peneliti percaya bahwa simpanse mengalami masa transisi yang unik. Sebagai ibu, simpanse belajar tentang kematian bayinya. Suatu proses yang belum pernah dilaporkan secara rinci.
via http://www.mrcoppas.com/2011/12/kisah-mengharukan-dari-induk-simpanse.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar