KOMPAS.com/PUJI UTAMI
Salsabila
Salis (13) pelajar kelas VIII SMP 23 Semarang yang mengalami kelumpuhan
usai minum minuman serbuk instant berkarbonasi saat berjemur di depan
rumah bersama ayahnya Agung Purwoko (55) Rabu (18/4/2012).
Nasib malang menimpa Salsabila Salis (13), pelajar putri kelas VIII SMP
23 Semarang. Gadis periang ini mengalami kelumpuhan secara tiba-tiba.
Diduga, kelumpuhan itu terjadi akibat minuman serbuk instant
berkarbonasi yang diminum sewaktu di sekolah.
Putri ketiga pasangan Agung Purwoko (55), pengajar Biologi SMA 16 Semarang dan Dewi Nurhayanti (42) warga Kelurahan Ngadirego RT 2 RW 2 Kecamatan Mijen tersebut kini tak bisa melakukan kegiatannya sendiri. Sehari-harinya ia dibantu oleh, ibu, ayah dan kakaknya untuk beraktivitas. Sebab tubuhnya tampak lunglai seperti tidak bertulang, untuk mengangkat tangannya saja ia terlihat kerepotan.
Namun untuk berbicara ia masih lancar. Kejadian ini berawal pada 19 Maret lalu, ketika jam istirahat di sekolah Salsa diberi minuman serbuk berkarbonasi merk "F" oleh temannya yang dibeli dari kantin sekolah dengan harga Rp 500. Minuman tersebut diproduksi oleh "PT. KI" Semarang dengan tanggal kedaluwarsa Oktober 2013.
"Teman saya itu bilang, Sa minuman ini rasanya aneh, coba deh, akhirnya saya coba dan hanya sedikit satu sedotan abis itu kepala saya pusing dan perutnya panas,"ujarnya Rabu (18/4/2012).
Ia juga sempat pingsan selama dua jam di sekolah sebelum dijemput oleh kedua orang tuanya. Saat ditanya seperti apa rasanya, ia mengaku rasa minuman itu seperti obat gosok dan bau cukup menyengat. Salsa kemudian dibawa ke rumah sakit Permata Medika Ngaliyan Semarang. Ia dirawat dari 19 Maret hingga 5 April.
"Berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medis, hasilnya anak saya mengalami kelemahan anggota gerak,"ungkap ayah Salsa, Agung Purwoko.
Ia mengatakan, dokter di rumah sakit tersebut juga mengatakan kejadian yang dialami Salsa memang dampak usai minum minuman tersebut. Sebab dari informasi Puskesmas Mijen, bukan hanya Salsa yang mangalami pusing dan mual, terdapat delapan anak lainnya yang mengalami hal serupa yang juga satu sekolah dengan Salsa. "Namun memang Salsa yang paling parah," tambahnya.
Saat ini pihaknya masih mengikuti program rumah sakit dengan melakukan fisioterapi."Kami berharap Salsa sembuh agar bisa sekolah lagi dan ada tanggung jawab dari produsen pembuat minuman,"ujarnya.
Putri ketiga pasangan Agung Purwoko (55), pengajar Biologi SMA 16 Semarang dan Dewi Nurhayanti (42) warga Kelurahan Ngadirego RT 2 RW 2 Kecamatan Mijen tersebut kini tak bisa melakukan kegiatannya sendiri. Sehari-harinya ia dibantu oleh, ibu, ayah dan kakaknya untuk beraktivitas. Sebab tubuhnya tampak lunglai seperti tidak bertulang, untuk mengangkat tangannya saja ia terlihat kerepotan.
Namun untuk berbicara ia masih lancar. Kejadian ini berawal pada 19 Maret lalu, ketika jam istirahat di sekolah Salsa diberi minuman serbuk berkarbonasi merk "F" oleh temannya yang dibeli dari kantin sekolah dengan harga Rp 500. Minuman tersebut diproduksi oleh "PT. KI" Semarang dengan tanggal kedaluwarsa Oktober 2013.
"Teman saya itu bilang, Sa minuman ini rasanya aneh, coba deh, akhirnya saya coba dan hanya sedikit satu sedotan abis itu kepala saya pusing dan perutnya panas,"ujarnya Rabu (18/4/2012).
Ia juga sempat pingsan selama dua jam di sekolah sebelum dijemput oleh kedua orang tuanya. Saat ditanya seperti apa rasanya, ia mengaku rasa minuman itu seperti obat gosok dan bau cukup menyengat. Salsa kemudian dibawa ke rumah sakit Permata Medika Ngaliyan Semarang. Ia dirawat dari 19 Maret hingga 5 April.
"Berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medis, hasilnya anak saya mengalami kelemahan anggota gerak,"ungkap ayah Salsa, Agung Purwoko.
Ia mengatakan, dokter di rumah sakit tersebut juga mengatakan kejadian yang dialami Salsa memang dampak usai minum minuman tersebut. Sebab dari informasi Puskesmas Mijen, bukan hanya Salsa yang mangalami pusing dan mual, terdapat delapan anak lainnya yang mengalami hal serupa yang juga satu sekolah dengan Salsa. "Namun memang Salsa yang paling parah," tambahnya.
Saat ini pihaknya masih mengikuti program rumah sakit dengan melakukan fisioterapi."Kami berharap Salsa sembuh agar bisa sekolah lagi dan ada tanggung jawab dari produsen pembuat minuman,"ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar