Kawasan
Jl Malioboro, Yogyakarta, berbenah. Tujuannya untuk menjadikan
Malioboro lebih bersih dan nyaman untuk kawasan wisata jalan-jalan di
Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta akan menata pedagang kaki lima
agar tidak mengganggu pemandangan dan lalu lintas pejalan kaki. Selain
itu Malioboro akan dibuat lebih hijau dengan penataan pepohonan.
Tak
ada yang salah dengan penataan Malioboro. Namun plang papan nama
Malioboro menuai kontroversi. Plang papan nama yang baru bertuliskan
'Sejak 1755 MALIOBORO Kawasan Jalan-jalan'. Plang baru ini berlatar
belakang warna putih sementara tulisannya berwarna-warni. Ada unsur
keceriaan dan modernisitas dalam plang papan nama baru Jl Malioboro.
Menggantikan plang lama yang berwarna hijau dengan tulisan melayu dan
aksara Jawa di bawahnya. Sangat tradisonal dan lokal.
Masyarakat
Advokasi Budaya (Madya) yang pada tahun 2010 lalu dimintai pendapat
untuk penataan Malioboro juga terkejut dengan plang baru tersebut. Plang
itu dianggap tidak sesuai dengan corak Malioboro yang kental dengan
budaya dan kesederhanaan masyarakat sekitar.
"Kami
anggap plang itu terlalu gaul. Terlalu kontras dengan pemandangan di Jl
Malioboro. Plang lama malah lebih cocok," kata Koordinator Madya, Joe
Marbun saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (3/9).
Dulu
Madya meminta agar dalam penataan Malioboro, Pemerintah Kota
Yogyakarta, menjaga sejarah dan cagar budaya yang ada di Jl Maliobro. Di
Malioboro berjejer bangunan cagar budaya berusia ratusan tahun yang
kini tertutup reklame dan pedagang kaki lima.
"Tapi
sepertinya yang dilakukan pemerintah untuk menunjukkan sejarah
Malioboro malah menuliskan 'Sejak 1755 Malioboro kawasan jalan-jalan'.
Menunjukkan sejarah kan tidak cukup hanya dengan tulisan," kata Joe.
Pemerintah
Yogyakarta sendiri berharap penataan kawasan Malioboro ini akan semakin
cantik dan mudah dikenang. Malioboro pun diharapkan menjadi kawasan
yang lebih ramah untuk pejalan kaki. Tidak sesak oleh lahan parkir dan
pedagang kaki lima.
"Pengembangan
kondisi Malioboro mengarah pada permasalahan yang berkaitan dengan
kebersihan, kemacetan, kesemrawutan dan ketidaknyamanan. Untuk mengatasi
masalah ini Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan seluruh
komponen masyarakat Malioboro melakukan penataan dengan mengacu pada
visi Kawasan Malioboro yang bersih, tertib dan aman," kata Wali Kota
Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Minggu (3/9).
Via: http://91lapc.blogspot.com/2012/09/plang-nama-baru-jalan-malioboro-menuai.html#ixzz25SncLc9J
2 komentar:
Penataan kawasan jalan Malioboro akan meningkatkan kunjungan wisatawan. Apalagi yang sedang mengadakan yogyakarta tour pasti tidak akan melewati suasana jalan Malioboro karena memang jalan ini sejak dulu sudah terkenal.
Terakhir main ke Jogja kayaknya plang nya masih yang warna ijo pake bahasa sansekerta deh. Desember akhir 2013. Tapi setuju sih kalo kawasan Malioboro harus dijaga kelestarian nya dengan menjaga budaya tradisional nya.
silakan isi komentar dibawah ini, beri komentar sebagai "anonym" bila tidak memiliki account (blog ini sudah dofollow)
Posting Komentar